Sabtu, 09 Agustus 2014

materi 2 (Sistem Koordinasi)


Sistem Koordinasi
 
 
A.    Sistem integumen, skelet, dan perototan
Sistem integumen adalah bagian dari tubuh yang letaknya langsung berhubungan dengan lingkungan luar dimana hewan itu hidup. Oleh karena itu struktur integumen atau kulit tubuhnya sangat bervariasi sesuai dengan lingkungan hidupnya. Integumen mempunyai beberapa fungsi diantaranya: di dalamnya terdapat ujung syaraf peraba, membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh dan mempunyai sedikit kemampuan eksretori, sekretori, dan absorpsi.
 
Sistem rangka/skelet merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur-struktur keras dari tubuh, yang berfungsi untuk menyokong dan melindungi tubuh tempat melekatnya otot, dan tempat pembentukan sel-sel darah. Tulang adalah jaringan penunjang tubuh yang tersusun atas tulang rawan dan tulang sejati. Tulang rawan mempunyai jaringan yang liat dan lentur karena tersusun dari bahan yang kental, mengandung glikosaminoglikan kompleks, protein khondromukoid, asam khondroin sulfat, dan asam hialuronat. Sedang tulang sejati adalah jaringan yang terkeras dari semua jaringan yang ada dalam tubuh. Hal ini disebabkan jaringan tersebut banyak mengandung garam kapur fosfat. Pada hewan dikenal dua bentuk tulang, yaitu eksoskelet dan endoskelet. Eksoskelet berbahan dasar kitin, sedang endoskelet berbahan dasar kapur.
 
Sistem otot, pada tubuh hewan otot dapat mencapai 50% dari berat total tubuh. Sebagian besar otot melekat pada rangka sehingga ada yang menyebut otot rangka. Fungsi umum otot adalah sebagai penggerak rangka dari posisi asal ke posisi yang berbeda. Menentukan letak bagian rangka pada posisi tertentu, mempertahankan bentuk tubuh dan penghasil panas, dan berperan dalam mempertahankan tekanan osmosis cairan tubuh. Secara visual, otot terdiri dari otot polos dan otot lurik.



B.     Sistem Syaraf
Semua organisme hidup, mudah terkena rangsang atau stimulus. Oleh sebab itu setiap organisme sensitif terhadap perubahan stimulus baik yang berasal dari dalam tubuh sendiri maupun yang berasal dari lingkungan luar. Untuk menerima stimuli ini yang kemudian menghantarkan ke bagian-bagian tubuh yang lain  dan selanjutnya menghasilkan respon yang diharapkan, maka sebagian besar hewan mempunyai alat-alat yang berfungsi untuk keperluan tersebut. Alat-alat ini bergabung dalam satu sistem yang dikenal sebagai sistem syaraf. Sistem syaraf pada hewan vertebrata, termasuk manusia terbagi atas sistem syaraf pusat dan sistem syaraf tepi yang berfungsi sebagai alat koordinasi terbagi atas sistem syaraf pusat dan sistem syaraf tepi yang berfungsi sebagai alat koordinasi antar organ pada tubuh. Sedang sistem syaraf pada hewan masih sangat sederhana, terutama pada protozoa dan porifera belum ada.

   
             
Hewan Vertebrata (Amphibia)                                      Manusia
C.     Sistem Endokrin
Kelenjar adalah suatu organ tubuh yang menghasilkan sekresi berbentuk cair. Kelenjar dalam tubuh dapat diklasifikasikan sebagai kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. Kelenjar eksokrin mengeluarkan produknya melalui saluran, contohnya adalah kelenjar keringat. Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk menyalurkan hasil sekresinya. Hasil sekresinya langsung disalurkan ke dalam pembuluh darah. Produknya berupa zat organik yang dikenal sebagai hormon. Kelenjar-kelenjar endokrin berfungsi regulatoris dan koordinatif sekunder disamping sistem syaraf.

 
D.     Sistem Reproduksi
 
Sistem reproduksi merupakan sistem organ yang peranannya sangat penting untuk menghasilkan sel-sel kelamin, yaitu berupa testis untuk menghasilkan kelenjar kelamin jantan/sperma dan ovarium (indung telur) menghasilkan sel telur/ovum. Dengan reproduksi ini spesies/suatu jenis hewan akan dipertahankan keberadaannya di alam habitatnya dalam populasi komunitas hidup. Sel kelamin jantan dan sel telur yang bersatu akan menjadi zigot yang kemudian akan tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Sistem reproduksi jantan pada manusia terdiri dari testis, epididimis, vasdeferens, vetikulus seminalis, dictus ejakulatorius, kelenjar prostata, kelenjar bulbourethralis, dan urethra. Sistem reproduksi betina pada manusia terdiri dari ovarium, oviduk, uterus, serviks, dan vagina.

Hewan Vertebrata (Amphibia)

Manusia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar